Selasa, 09 Oktober 2018

KAI Online Travel Fair Segera Digelar, Simak Promo Harganya

KAI Online Travel Fair Segera Digelar, Simak Promo Harganya - PT Kereta Api Indonesia (Persero) bakal menggelar KAI Online Travel Fair. Pemesanan tiket promo dapat dilakukan mulai tanggal 13 – 17 Oktober 2018. Pemesanan tiket untuk periode keberangkatan 13 Oktober 2018 sampai dengan 15 Januari 2019, cuit akun twitter resmi PT KAI, @KAI121, Jumat sore, 5 Oktober 2018.
Image result for KAI Online Travel Fair Segera Digelar, Simak Promo Harganya
Ada sebanyak 173.655 kursi promo untuk 71 hari akan diperdagangkan dalam acara tersebut. Tiket promo kelas eksekutif dijual dengan harga mulai dari Rp 100 ribu per tiket. Sementara kereta api kelas ekonomi dijual dengan harga mulai dari Rp 50 ribu.

Rute yang bisa dipesan antara lain Semarang - Jakarta atau Surabaya dengan harga mulai Rp 50 ribuan. Selain itu ada pula rute Banyuwangi - Surabaya dengan harga mulai Rp 100 ribuan, Bandung - Surabaya mulai Rp 150 ribuan, serta Jakarta - Surabaya atau Yogyakarta mulai Rp 100 ribuan. Selanjutnya, Jakarta - Solo mulai Rp 150 ribuan dan Yogyakarta - Malang atau Surabaya mulai Rp 100 ribuan.

Selama program KAI Online Travel Fair ini berlangsung, bakal ada program Flash Sale setiap pukul 09.00 - 09.30 WIB dan pukul 19.00 - 19.30 WIB. Program Flash Sale tersebut hanya bisa diikuti di aplikasi KAI Access dan khusus kelas eksekutif.

Pemesanan tiket promo khusus KA Komersial itu, cuit KAI, hanya berlaku via aplikasi KAI Access dan situs kai.id. Adapun aplikasi yang dimaksud dapat diunduh dari Google Play bagi pengguna ponsel Android dan Apple Store bagi pengguna ponsel Apple.

Sejumlah rangkaian KA Komersial untuk program KAI Online Travel Fair antara lain Argo Bromo Anggrek, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Jati, Taksaka, serta Purwojaya. Serta Cirebon Ekspres, Tegal Bahari, Harina, Gumarang, Sancaka, juga Mutiara Timur.

Rangkaian lainnya yang ikut dalam promo tersebut adalah Malioboro Ekspres, Senja Utama Solo, Fajar Utama Jogja, Senja Utama Jogja, Sawunggalih, Jaka Tingkir, serta Menoreh. Selain itu Bogowonto, Gajahwong, Singasari, Joglokerto, Ambarawa Ekspres, Kamandaka, Mataram Premium, Wijayakusuma, Tawang Jaya Premium, Kuala Stabas, Sindang Marga juga Sribilah Utama.

Rabu, 03 Oktober 2018

Terus Melemah, Kurs Rupiah Jisdor 15.182 per Dolar AS

Image result for Terus Melemah, Kurs Rupiah Jisdor 15.182 per Dolar AS

Terus Melemah, Kurs Rupiah Jisdor 15.182 per Dolar AS - Nilai tukar rupiah terus melemah. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, kurs hari ini, Jumat, 5 Oktober 2018, berada di level Rp 15.182 per dolar Amerika Serikat. Angka tersebut 49 poin lebih rendah ketimbang Kamis, 4 Oktober 2018 yang berada di Rp 15.133 per dolar AS.

Rupiah sebenarnya dibuka menguat pada awal pekan ini. Pada Senin, 1 Oktober 2018, rupiah menguat ke level Rp 14.905 per dolar AS setelah terperosok di level Rp 14.929 pada Jumat, 28 September 2018.

Namun, pada Selasa, 2 Oktober 2018, kurs mulai mengalami pelemahan lagi. Kala itu rupiah anjlok 83 poin, sehingga rupiah di level Rp 14.988 per dolar AS. Tren pelemahan itu berlanjut setelah menginjak Rp 15.088 per dolar AS pada Rabu, 3 Oktober 2018 dan berlangsung hingga kini.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan mayoritas pemicu depresiasi kurs rupiah hingga lebih dari Rp 15 ribu per dolar AS adalah faktor eksternal. Saya lihat dominasi hari ini mayoritas berasal dari luar, kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.

Menurut Sri Mulyani, pada Rabu rupiah melemah karena pengaruh sentimen dari Italia yang defisit APBN-nya cukup besar. Sekarang Italia komitmen menurunkan defisit APBN, lalu juga ada sentimen yang lain, katanya.

Sementara dari sisi domestik, menurut dia, pemerintah terus mewaspadai posisi neraca pembayaran. Ini masih harus dikendalikan dengan baik, kata Sri Mulyani.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan nilai tukar rupiah yang saat ini menyentuh Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat, masih aman. Masih aman, yang penting suplai dan demand-nya jalan dan banking sector juga kuat, kata Mirza.