Selasa, 12 November 2019

Banyak Pencinta Hewan Pet Shop Jadi Alternatif Bisnis Waralaba

Transformasi Usaha, PT Leces Berubah ke Abaka

, Surabaya - PT Kertas Leces mulai bertansformasi usaha ke arah abaka 100 %. Abaka adalah type pisang yang bisa menjadi bahan baku kertas produksi Leces. Sampai kini abaka masih dipandang seperti gulma atau tanaman hama. Di tangan PT Leces, gulma ini nanti dapat mempunyai nilai ekonomi.

Direktur Penting PT Kertas Leces Budi Kusmarwoto menjelaskan perusahaannya akan mulai beralih bahan baku kertas dari kertas budaya serta industri ke kertas mulia memiliki bahan baku abaka. Kami akan ke arah abaka 100 % pada 2014 kelak, kata Budi di antara Deklarasi Asosiasi Abaka di Hotel Garden Palace, Surabaya, Rabu, 23 Oktober 2013.

Abaka, menurut Budi, dapat jadikan jadi kertas pelapis dalam pengerjaan bulu mata palsu, saringan oli, saringan udara, bungkus teh celup, serta kertas uang. Spesial untuk kertas uang, potensi lipat abaka sampai 4 ribu kali. Banding dengan kertas uang berbahan pinus yang cuma 400 kali lipat.

Leces juga tidak mengingkari industri kertasnya terus tidak untung dalam 8 tahun ini. Ditambah dengan visi fully paperless yang akan berlangsung di beberapa tahun akan datang, Leces harus mengawali transformasi. Kertas budaya yang biasa digunakan untuk HVS juga dibiarkan.

Sekarang, Leces masuk step peralihan dari kertas industri ke arah kertas mulia. Sasarannya, pada 2014 kelak Leces telah dapat menghasilkan 26 ribu ton serat abaka serta 65 ribu ton pada 2015.

Pada Maret 2013 lalu, Leces sukses menghasilkan kertas 4 ton serat Abaka pada harga jual Rp 24 ribu per kg. Jumlahnya serat abaka ini didapat dari Talaut, Sulawesi Utara.

Untuk penuhi sasaran produksi pada 2014 kelak, Leces mengurus 45 ribu hektare lokasi abaka yang telah disurvei, diantaranya di semua Aceh, ditambah lagi 11 ribu hektare di Nias Utara serta 5 ribu hektare di Simelue.

Untuk tiap hektare tempat Abaka, Leces perlu berinvestasi Rp 15 juta. Walau masih terseok-seok dalam operasional produksinya, Leces optimis abaka akan memberi keuntungan lebih. Perusahaan pelat merah ini akan menggandeng Kementerian Pembangunan Wilayah Ketinggalan untuk suport modal.

Lewat Kementerian Pembangunan Wilayah Ketinggalan, Leces menyertakan warga di wilayah ketinggalan khususnya mereka yang tinggal di daerah yang seringkali hujan. Karena, Abaka dapat tumbuh di lokasi yang 80 % tanahnya diguyur hujan.

Karenanya, Leces membuat Asosiasi Abaka Indonesia. Manager PT Kertas Leces Syaifudin Zuhri menjelaskan ada 26 kabupaten/kota yang lakukan deklarasi asosiasi. Tetapi jumlahnya itu dapat makin bertambah, katanya.

Lewat asosiasi itu, Leces membina serta memberikan panduan pada warga ditempat mengenai abaka. Satu hektare tempat abaka akan diurus oleh satu barisan yang umumnya terbagi dalam sembilan orang.

AGITA SUKMA LISTYANTI

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar