Senin, 04 November 2019

Sistem Check In Error Pilot Tinggalkan 120 Penumpang Lion Air

BPS: Export Nonmigas Indonesia Terpaku ke 3 Negara, Cina Terbesar

, Jakarta - Kepala Tubuh Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan export nonmigas Indonesia masih terpaku pada tiga negara penting, yaitu Cina, Amerika Serikat, serta Jepang. BPS mencatat, penjualan ke tiga negara itu berperan 36,34 % pada Februari 2018.

Menurut dia export nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, serta Jepang semasing sampai US$ 2.063,4 juta, US$ 1.287,8 juta, serta US$ 1.266,2 juta. Sharing turun ke Amerika sebab lebih agresif ke Tiongkok, kata Suhariyanto di gedung BPS Indonesia, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Maret 2018.

Suhariyanto menjelaskan, keseluruhan export nonmigas selama Januari-Februari 2018 sampai 90,53 %. Andil export nonmigas terbagi dalam tiga bidang, yaitu 72,68 % industri pemrosesan, 1,72 % pertanian, dan 16,13 % pertambangan serta yang lain. Jadi jika ada suatu hal pada industri pemrosesan, pengaruhnya akan besar di export, tutur Suhariyanto.

Ada 10 kelompok barang yang berperan 36,83 % pada keseluruhan export nonmigas di Februari 2018. Angka itu naik 29,15 % di periode yang sama pada 2017.

Komoditi export nonmigas yang bertambah diantaranya timah US$ 163,8 juta (404,94 %); bijih, kerak, serta abu logam US$ 36,7 juta (9,54 %); kapal laut US$ 22,7 juta (91,38 %); nikel US$ 22,3 juta (48,14 %); dan kertas atau karton US$ 10,2 juta (3,03 %).

Sesaat komoditi yang nilai ekspornya alami penurunan, yaitu mesin atau perlengkapan listrik US$ 86,6 juta (12,04 %); alas kaki US$ 84,2 juta (18,19 %); bahan bakar mineral US$ 79 juta (3,93 %); besi serta baja US$ 76,5 juta (19,17 %); dan baju jadi bukan rajutan US$ 53,2 juta (12,91 %).

Dari itu semua, keseluruhan export Indonesia pada Februari 2018 alami penurunan 3,14 % dibanding Januari 2018, yakni dari US$ 14.553,4 juta jadi US$ 14.096,8 juta. Sebabnya export nonmigas alami penurunan 3,96 % dari US$ 13.229,8 juta jadi US$ 12.705,9 juta. Penurunan dapat ikut sebab export migas naik 5,08 % dari US$ 1.323,6 juta jadi US$ 1.390,9 juta.

Suhariyanto memandang Indonesia butuh memperluas pasar export non tradisionil. Tidak itu saja, penambahan nilai lebih produk export penting juga. Meningkatkan penganekaragaman (diversifikasi) beberapa barang export yang membuahkan banyak nilai lebih, katanya.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar